Konferensi Asia Afrika (Kaa) Bandung Tahun 1955
Indonesia ialah negara yang merdeka dan berdaulat. Sebagai masyarakat internasional, Indonesia mempunyai dan melaksanakan politik luar negeri. Politik luar negeri ialah arah kebijakan suatu negara untuk mengatur hubungannya dengan negara lain. Politik luar negeri merupakan potongan dari strategi politik nasional suatu negara yang berbeda dengan politik luar negeri negara lain. Tiap negara mempunyai kebijakan politik yang berbeda, lantaran politik luar negeri suatu negara tergantung pada tujuan nasional negara yang akan dicapai. Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif. Bebas, artinya negara Indonesia tidak memihak salah satu blok kekuatan yang ada di dunia. Aktif artinya Indonesia tidak tinggal membisu dalam problem internasional. Negara Indonesia selalu aktif dalam membuat perdamaian dunia serta aktif dalam menuntaskan permasalahan-permasalahan internasional. Indonesia banyak berperan aktif dalam lembaga internasional yaitu melalui organisasi dan kegiatan-kegiatan internasional. Salah satu bentuk tugas serta Indonesia dalam kehidupan bernegara ialah dengan menjalin kolaborasi dengan negara lain yaitu dengan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Namun sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut yaitu Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I) yang diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954.
Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
1. Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
2. Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
3. Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
4. Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
5. Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
Konferensi Kolombo membahas problem Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Setelah Konferensi Kolombo kemudian dilanjutkan dengan diadakannya Konfererensi New Delhi (25 September 1954) dan diikuti Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II) yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi tersebut dihadiri oleh perdana menteri negara-negara penerima Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor menetapkan hal-hal sebagai berikut.
• Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
• Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai penerima Konferensi Asia Afrika.
• Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
• Pemberian pinjaman terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika pertama kali diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April 1955. Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara dari Benua Asia dan afrika yang terdiri atas 5 negara pengundang dan 24 negara yang diundang.Berikut ini negara-negara penerima Konferensi Asia Afrika beserta perwakilannya.
No | Nama Negara | Nama Peserta |
1 | Indonesia | Ali Sastroamijoyo |
2 | Pakistan | Muhammad Ali Jinnah |
3 | Sri Lanka | Sir John Kotelawala |
4 | Myanmar | U Nu |
5 | India | Sri Pandit Jawaharlal Nehru |
6 | Afganistan | Sardar Muhammad Naim |
7 | Arab Saudi | Amir Faisal Ibnu Abdul Azis |
8 | Tiongkok | Zhou En Lai |
9 | Iran | Djalal Abdoh |
10 | Irak | Moh. Fadhil Jamali |
11 | Jepang | Tatsunoke Takasaki |
12 | Kamboja | Norodom Sihanouk |
13 | Laos | Katay Sasority |
14 | Libanon | Sami El Solh |
15 | Nepal | Savag Jung Tapa |
16 | Filipina | Carlos P. Romulo |
17 | Suriah | Khaled El Azham |
18 | Thailand | Wan Wathayako |
19 | Turki | Fatin Rustu Zordu |
20 | Vietnam Utara | Pham Van Dong |
21 | Vietnam Selatan | Nguyen Van Thoi |
22 | Yaman | Emir Seif Al Islam |
23 | Yordania | Sayyid Walid Saleh |
24 | Ethiopia | Yilma Deressa |
25 | Ghana | Kojo Botsia |
26 | Liberia | Momolu Dukuly |
27 | Libya | Mahmud Muntaser |
28 | Mesir | Gamal Abdul Nasser |
29 | Sudan | Sayed Ismail Azhary |
Latar belakang dan dasar pertimbangan diadakan KAA ialah sebagai berikut.
• Kenangan kejayaan masa lampau dari beberapa negara di tempat Asia-Afrika.
• Perasaan senasib sepenanggungan lantaran sama-sama mencicipi masa penjajahan dan penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
• Meningkatnya kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan intelektual.
• Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
• Memiliki pokok-pokok yang besar lengan berkuasa dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
• Secara geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
• Memajukan kolaborasi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
• Memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme;
• Memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kolaborasi internasional.
• Bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
Konferensi Asia Afrika membicarakan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara Asia Afrika. Konferensi tersebut menghasilkan beberapa keputusan penting sebagai berikut.
1. Memajukan kolaborasi bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Menuntut kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko dari penjajahan Perancis.
3. Menuntut pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dan tuntutan Yaman atas Aden.
4. Menentang diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk.
5. Ikut aktif dalam mengusahakan dan memelihara perdamaian dunia.
Pada final konferensi dihasilkan beberapa dokumen, yaitu Basic Paper on Racial Discrimination dan Basic Paper on Radio Activity. Keduanya dianggap sebagai potongan dari keputusan konferensi yang dikenal dengan nama Dasasila Bandung. Dalam Dasasila Bandung dimasukkan prinsip-prinsip Piagam PBB serta prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.
Isi Dasasila Bandung ialah sebagai berikut:
1. Menghormati hak-hak dasar insan dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat di dalam Piagam PBB.
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar ataupun kecil.
4. Tidak melaksanakan campur tangan atau intervensi dalam soal-soal dalam negeri negara lain.
5. Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian ataupun secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB.
6. Tidak memakai peraturan-peraturan dan pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara-negara besar, dan tidak melaksanakan campur tangan terhadap negara lain.
7. Tidak melaksanakan tindakan ataupun bahaya aksi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan cara damai, menyerupai perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau penyelesaian problem hukum, ataupun lain-lain cara damai, berdasarkan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati aturan dan kewajiban-kewajiban internasional.
Indonesia merupakan negara yang ingin bangsanya hidup setara, maju di banyak sekali bidang dan tidak ingin tertindas oleh negara barat serta mengutamakan kerja sama. Hal inilah yang kemudian diterapkan dalam tugas Indonesia melalui Konferensi Asia Afrika. Indonesia sendiri mempunyai tugas penting dalam pelaksanaan Konferensi Asia Afrika. Indonesia menjadi salah satu penggerak dan pemrakarsa Konferensi Asia Afrika. Beberapa tokoh yang terlibat dalam pelaksanaan Konferensi Asia Afrika sebagai berikut.
1. Pemrakarsa/ketua : Ali Sastroamijoyo
2. Tuan Rumah/Pembuka KAA : Ir. Soekarno
3. Sekretaris KAA : Roeslan Abdul Gani
4. Komite Ekonomi : Ir. Roeseno
5. Komite Kebudayaan : Muh. Yamin, S.H.
Demikianlah uraian singkat perihal Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung Tahun 1955. Semoga bermanfaat.