Paket Lengkap Efek Keberadaan Apoteker Terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas
Baca Juga:
Abstrak: Semakin kompleksnya pelayanan kesehatan khususnya di bidang kefarmasian, menuntut apoteker untuk memperlihatkan orientasinya kepada pasien.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketersediaan, kelengkapan mekanisme tetap pelayanan kefarmasian serta mengukur imbas keberadaan apoteker terhadap ketersediaan mekanisme tetap pelayanan kefarmasian dan mutu pelayanan menurut daftar tilik pelayanan kefarmasian di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas. Metode penelitian yang dipakai merupakan observasional analitik kategorik melalui pendekatan cross sectional. Cara pengumpulan data terbagi menjadi 2 periode, melalui observasi dan wawancara terstruktur terhadap penanggung jawab unit pelayanan farmasi mengenai acara kefarmasian. Hasil penelitian pada periode I memperlihatkan sebanyak 24 (63,16%) Puskesmas di wilayah Kabupaten Banyumas tersedia mekanisme tetap pelayanan kefarmasian, sedangkan 14 (36,84%) Puskesmas belum tersedia mekanisme tetap pelayanan. Pengambilan data pada periode II, dari 39 Puskesmas terdapat 33 (84,61 %) Puskesmas yang mempunyai apoteker, 2 (6,06%) Puskesmas dikategorikan bermutu sedang dan 31 (93,94%) dikategorikan bermutu kurang. Dari 6 (15,38%) Puskesmas yang tidak mempunyai apoteker dikategorikan bermutu kurang. Pengaruh keberadaan apoteker terhadap ketersediaan mekanisme tetap pelayanan kefarmasian mempunyai p value 0,363 (p>0,05) dan daftar tilik pelayanan kefarmasian dengan p value 1,00 (p>0,05) di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas. Kesimpulan pelayanan kefarmasian di Kabupaten Banyumas belum berjalan maksimal. Keberadaan apoteker belum meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas.
Kata kunci: Evaluasi; Pelayanan kefarmasian; Prosedur tetap; Kabupaten Banyumas
Penulis: Rr. Shinta Lian Hanggara, Nabial Chiekal Gibran, Anjar Mahardian Kusuma,
Kode Jurnal: jpfarmasidd170534
