Terbaik Dalam Mengajar, Guru Harus Utamakan Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan)

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Program USAID untuk Pembelajaran yang Baik (USAID-PRIORITAS) mengajarkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) untuk guru pendamping di sekolah pengguna KTSP dan Kurikulum 2013 (K13).

”Apa pun kurikulumnya yang penting ialah PAKEM,” kata Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur, Silvana Erlina di sela-sela Pelatihan Pelatih untuk Lamongan, Jombang, Banyuwangi, dan Batu di Surabaya, kemarin. Didampingi ”Whole Schole Development” USAID-PRIORITAS Dyah Haryati Puspitasari, Kepala SMPN 2 Batu Barokah Santoso, dan Guru SD Temas 1 Batu Dian Tri W, beliau menjelaskan, seribu kali ganti kurikulum tidak akan meningkatkan kualitas siswa kalau cara guru mengajar tidak berubah.

”Karena itu, PAKEM itu penting, baik untuk guru sekolah pengguna KTSP maupun Kurikulum 2013. KTSP itu lebih menekankan aspek kognitif, sedangkan K13 lebih komprehensif mulai dari kognitif, keterampilan, sampai sikap. Selain itu, sistem evaluasi K13 lebih deskriptif, sedangkan KTSP hanya bersifat angka,” katanya.

Dalam training kali ini, pihaknya memisahkan guru pengguna KTSP dengan pengguna K13 dalam kelompok berbeda, namun bahan training tetap sama, yakni PAKEM, kecuali kelompok KTSP perlu diajari sistem evaluasi autentik yang deskriptif. ”Kunci peningkatan kualitas pendidikan ialah membuatkan nalar siswa sesuai potensi yang dimiliki, baik secara fisik maupun mental”.

Karena itu, guru harus aktif dalam proses pembelajaran aktif atau PAKEM (SD/MI) atau contextual teaching and learning atau CTL (SMP/MTs),” ungkapnya. Menurut ”Whole Schole Development” USAID-PRIORITAS Dyah Haryati Puspitasari, PAKEM atau CTL itu menempatkan guru sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk inovatif dengan memakai sumber berguru variatif.

Sumber berguru variatif itu tidak harus mahal, tapi anak dapat kreatif dan punya banyak gagasan. Untuk itu, kami juga menambahkan training administrasi sekolah yang transparan, akuntabel, dan partisipatif dalam melibatkan komite sekolah, pengawas sekolah, dan wali murid (masyarakat),” ujarnya.
Peserta training bediskusi mencari format pembelajaran yang menarik serta menggali kreatifitas kurikulum 2013 maupun KTSP 2006, dikala mengikuti training yang dihelat oleh USAID Prioritas di Shangrila Surabaya, kemarin.
Kepala SMPN 2 Batu, Barokah Santoso, mengaku senang dengan training USAID-PRIORITAS alasannya ialah dirinya mendapat dua bekal, yakni cara menjadi pendamping guru dalam pembelajaran dan administrasi sekolah. ”Kesan saya, training ini mengajarkan kepada kita bahwa KTSP atau Kurikulum 2013 itu tidak ada artinya tanpa penemuan pembelajaran. Inovasi pembelajaran itu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari,” katanya.

Senada dengan itu, Guru SD Temas 1 Batu Dian Tri W menyatakan, PAKEM (CTL) mengajarkan pendekatan penting dalam pendidikan, yakni mendorong siswa untuk aktif secara kognitif, afektif, dan psikomotorik. ”Caranya melalui pembelajaran bermakna yang mendorong proses pembelajaran bermanfaat dalam kehidupan dan aplikatif. Untuk itu, perlu sumber berguru beragam, tapi tidak harus mahal,” katanya.

Ia mencontohkan pembelajaran proses jual beli dapat dikenalkan dengan memberi anak benda apa saja, namun diajak berdiskusi dengan mengaitkan pada kehidupan sehari- hari dikala belanja di toko, pasar, atau supermarket. Spesialis Komunikasi USAID- PRIORITAS Dian Kusuma Dewi menambahkan, di Lamongan, Jombang, Banyuwangi, dan Batu, merupakan empat kabupaten/kota yang menjadi kawan gres dari USAID-PRIORITAS sehingga sekarang ada 19 kabupaten/kota kawan USAID.

”Ke-19 kabupaten/kota kawan di Jatim mencakup 11 kabupaten/ kota yang menjadi kawan aktivitas USAID-PRIORITAS dan delapan kabupaten/kota menjadi kawan aktivitas DBE. Pada setiap kabupaten/kota kawan itu ada enam SD dan delapan Sekolah Menengah Pertama yang menjadi sekolah mitra. Totalnya 114 SD/MI dan 152 SMP/MTs se-Jatim,” katanya.

Untuk training instruktur (guru pendamping) tingkat provinsi di empat kabupaten/kota itu diikuti 15 fasilitator tingkat SD/MI dan 15 fasilitator tingkat SMP/MTs. Pelatihan tingkat SD/MI pada 3-10 Maret, sedangkan training tingkat SMP/MTs pada 6-13 Maret. (Soeprayitno) - (ftr)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel