Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Dan Peminatan Dalam Implementasi Kurikulum 2013

PENGERTIAN LAYANAN BIMBINGAN  KONSELING
Layanan Bimbingan dan Konseling ialah upaya  sistematis,  objektif,  logis,  berkelanjutan,  dan  terprogram  oleh konselor  atau  guru  Bimbingan  dan Konseling  untuk  memfasilitasi siswa/konseli  mencapai  kemandirian sehingga  mampu,  memahami,  menerima, mengarahkan,  mengambil  keputusan,  dan merealisasikan  diri  secara  bertanggung jawab  untuk  mencapai kebahagiaan  dan kesejahteraan hidupnya
Apakah Bimbingan dan Konseling ? Bimbingan  dan  Konseling adalah  upaya memandirikan  dan memfasilitasi    siswa dalam rangka tercapainya perkembangan  yang  utuh dan optimal.

Guru  Bimbingan  dan  Konseling  atau  Konselor  ialah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.
Layanan  bimbingan  dan  konseling  adalah  kegiatan  Guru Bimbingan  dan  Konseling  atau  Konselor  dalam  menyusun  planning pelayanan  bimbingan  dan  konseling,  melaksanakan  pelayanan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan  dan  konseling  serta  melakukan  perbaikan  tindak  lanjut memanfaatkan hasil evaluasi.


===========================================




===========================================

Layanan  bimbingan  dan  konseling  dalam  implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling  sesuai  dengan  tugas  pokoknya  dalam  upaya  membantu tercapainya  tujuan  pendidikan  nasional,  dan  khususnya  membantu siswa/konseli  mencapai  perkembangan  diri  yang  optimal,  mandiri, sukses,  sejahtera  dan  bahagia  dalam  kehidupannya.  Untuk mencapai tujuan tersebut diharapkan kerja sama dan sinergisitas kerja antara guru bimbingan dan konseling, guru matapelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain  yang dapat  membantu  kelancaran  proses  dan  pengembangan  penerima didik/konseli secara  utuh  dan  optimal  dalam  bidang  pribadi,  sosial, belajar, dan karir.  

Apa. fungsi layanan bimbingan dan konseling. Layanan Bimbingan dan Konseling berfungsi untuk :
a.  Perluasan pemahaman diri dan lingkungan
b.  Pendorong pertumbuhan dan perkembangan
c.  Proses adaptasi diri dengan lingkungan
d.  Penyaluran pilihan pendidikan,pekerjaan da karir
e.  Solusi atas dilema
f.  Perbaikan dan penyembuhan
g.  Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang aman
 h.  Pengembangan potensi diri secara optimal

Apa Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling ialah Membantu konseli/siswa biar sanggup mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi,belajar,social dan karir

Asas layanan bimbingan dan konseling ialah
1.  Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling
2.  Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diharapkan
3.  Keterbukaan dalam menawarkan dan mendapatkan informasi
4.  Keaktifan dalam penyelesaian dilema
5.  Kemandirian dalam pengambilan keputusan
6.  Kekinian dalam penyelesaian dilema pada kehidupan konseli
7.  Kedinamisan dalam memandang konseli
8.  Keterpadian kerja antarpemangku kepentingan pendidikan
9.  Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan norma kehidupan yang berlaku
10. Kehadiran dalam pelayanan yang sesuai kaidah akademik dan professional
11. Alih tangan masalah untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan
12. Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap penerima didik

Sedangkan Prinsip Layanan Bimbingan Dan Konseling
1.  Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak diskriminatif
2.  Bimbingan sebagai proses pelayanan individu alasannya ialah setiap penerima didik mempunyai keunikan masing-masing
3.  Bimbingan konseling menawarkan dukungan untuk membangun pandangan positif pada diri dan lingkungan
4.  Bimbingan dan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan
5.  Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia
6.  Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan
7.  Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga professional
8.  Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan kegiatan yang berbasis hasil analisis kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangannya
9.  Bimbingan dan konseling dievaluasi secara terpola untuk sebagai dasar perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang dicapai.

Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling, meliputi
a.  Program Layanan
b.  Bidang Layanan
c.  Struktur dan bidang Layanan
d.  Format layanan
e.  Kegiatan dan Alokasi waktu

Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam bentuk kegiatan tahunan dan kegiatan semester meliputi kegiatan:
a.  Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan pengalaman terstruktur dan sistematis biar sanggup mengikuti keadaan dengan kiprah tugas perkembangan secara alamiah dan normal
b.  Layanan peminatan perencanaan individual biar penerima didik berguru sesuai dengan minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk merencanakan masa depannya. Layanan  responsif,  merupakan  pemberi  bantuan  dalam menghadapi dilema dalam proses perkembangannya



PENGERTIAN PEMINATAN
Definisi dan Hakekat Peminatan Dalam  implementasi  kurikulum 2013,  peminatan  peserta  didik merupakan  upaya  advokasi  dan fasilitasi  perkembangan  penerima didik  agar  secara  aktif mengembangkan  potensi  dirinya untuk  memiliki  kekuatan  spiritual keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  tabiat mulia,  serta  keterampilan  yang diperlukan  dirinya,  masyarakat, bangsa,  dan  negara  (arahan Pasal  1  angka  1  UU  Nomor  20 Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan  Nasional)  sehingga mencapai  perkembangan  optimal.

Peminatan  peserta  didik  harus dikelola dengan baik biar penerima didik  dapat  menentukan  pilihan yang  sesuai  dan  kemungkinan berhasil dalam belajar.

Mengapa Peminatan penting untuk Siswa SMP/Mts Peminatan ialah suatu keputusan yang dilakukan penerima didik untuk menentukan kelompok mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan kemampuan selama mengikuti pembelajaran di SMA. Pemilihan peminatan dilakukan atas dasar kebutuhan untuk melanjutkan keperguruan tinggi.

Penetapan  peminatan  merupakan  hal  penting  dalam implementasi  kurikulum  2013  karena  adanya  pilihan peminatan  di  SMA/MA,  pilihan  peminatan  kelompok  mata pelajaran  di  SMA/MA  dan  pilihan  peminatan  kelompok program  keahlian  di  SMK.  Peminatan  kelompok  mata pelajaran dan pilihan mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu penerima didik dalam menentukan dan mendalami mata pelajaran  yang  diikuti  pada  satuan  pendidikan,  memahami dan  memilih  arah  pengembangan  karir,  dan  menyiapkan  diri serta menentukan pendidikan lanjutan hingga ke perguruan tinggi sesuai  dengan  kemampuan  dasar  umum,  bakat,  minat  dan kecenderungan  pilihan  masing-masing  peserta  didik.  Upaya mengoptimalkan  potensi  peserta  didik  tersebut  menuntut adanya  kolaborasi  yang  baik  antara  guru  mata  pelajaran, guru  wali  kelas,  guru  BK/Konselor  atau  konselor,  kepala sekolah/madrasah  dan  orang  tua/wali,  menyerupai  pelayanan pendalaman  materi  yang  dilakukan  guru  mata  pelajaran merupakan salah satu bentuk pengayaan mata pelajaran. PP No. 32 tahun 2013, Pasal 77B ayat (7) Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas: 
a.  Muatan umum;
b.  Muatan peminatan akademik;
c.  Muatan akademik kejuruan; dan
d.  Muatan pilihan lintas minat/peminatan.
 
Secara khusus tujuan pelayanan arah peminatan ialah :
a.  Di  SD/MI/SDLB  siswa  diarahkan  untuk  memahami  bahwa pendidikan  di  SD/MI/SDLB  merupakan  pendidikan  wajib  yang harus  dikuti  oleh  seluruh  warga  negara  Indonesia  dan setamatnya  dari  SD/MI/SDLB  harus  dilanjutkan  ke  studi  di SMP/MTs/SMPLB,  dan  oleh  karenanya  siswa  perlu  berguru dengan sungguh-sungguh. 
b.  Di  SMP/MTs/SMPLB  siswa  diarahkan  untuk  memahami  dan mempersiapkan diri bahwa :
(1)  Semua  warga  negara  Indonesia  wajib  mengikuti  pelajaran di sekolah hingga dengan jenjang SMP/MTs/SMPLB dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun. 
(2)  Siswa  SMP/MTs/SMPLB  perlu  memahami  berbagai  jenis pekerjaan/  karir  dan  mulai  mengarahkan  diri  untuk pekerjaan/karir tertentu
(3)  Setamat dari SMP/MI/SMPLB siswa dapatkan melanjutkan pelajaran ke SMA/MA/SMALB atau SMK, untuk selanjutnya kalau  sudah  tamat nanti  dapat  bekerja  atau  melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi.

Tingkat arah peminatan yang perlu dikembangkan sanggup digambarkan sebagai berikut :

1.  Arah  peminatan  pertama  perlu  dikembangkan  pada  siswa SD/MI/SDLB  yang  akan  melanjutkan  pendidikan  ke SMP/MTs/SMPLB. Mereka dibantu untuk memperoleh informasi untuk menentukan SMP/MTs/SMPLB.

2.  Arah peminatan kedua perlu dibangun pada siswa SMP/MTs/SMPLB  yang akan melajutkan ke SMA/MA/ SMALB dan SMK. Mereka dibantu untuk  memperoleh  informasi  yang  cukup  lengkap  tentang  jenis  dan penyelenggaraan  masing-masing  SMA/MA/SMALB  dan  SMK,  pilihan mata  pelajaran  dan  arah  karir  yang  ada,  dan  kemungkinan  studi lanjutannya.

3.  Arah  peminatan  ketiga  umum  perlu  dikembangkan  pada  siswa SMA/MA/SMALB dan Sekolah Menengah kejuruan untuk mengambil pilihan dan pendalaman, serta  keterkaitan  lintas  mata  pelajaran  tertentu,  pilihan  arah pengembangan karir (lihat no. 3b pada gambar).

4.  Arah  peminatan  ketiga  kejuruan perlu  dikembangkan  pada  siswa Sekolah Menengah kejuruan untuk menentukan dan mendalami dan mengakses keterkaitan lintas mata  pelajaran  praktik/kejuruan  yag  ada  di  SMK 

5.  Arah  peminatan  keempat  perlu  dikembangkan  pada  siswa  di SMA/MA/SMALB dan Sekolah Menengah kejuruan yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi,  mereka  dibantu  untuk  memilih  salah  satu  fakultas  dengan kegiatan studinya yang ada di perguruan tinggi, sesuai dengan talenta dan  minat,  serta  pilihan/pendalaman  mata  pelajaran  di SMA/MA/SMALB atau SMK 

Masing-masing  tingkat  arah  peminatan  itu  memerlukan  penanganan yang akurat sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa yang  bersangkutan,  serta  karaketristik  satuan  pendidikan  di  mana  siswa belajar.


ASPEK  ARAH PEMINATAN
Untuk setiap  tingkat  arah  peminatan  digunakan  lima  aspek  pokok sebagai  dasar  pertimbangan  bagi  arah  peminatan  yang  akan  ditempuh. Kelima  aspek  tersebut  secara  langsung  mengacu  kepada  beberapa karakteristik pribadi siswa dan lingkungannya, kondisi sekolah dan kondisi pihak-pihak  yang  bertanggung  jawab  atas  pendidikan  siswa  yang bersangkutan, yaitu :
1.  Bakat,  minat,  yang  dan  kecenderungan  pribadi  yang  dapat  diukur dengan tes talenta dan/atau inventori wacana bakat/ minat.

2.  Kemampuan  dasar  umum  (kecerdasan),  yaitu  kemampuan  dasar yang biasanya diukur dengan tes intelegensi.

3.  Kondisi  dan  kurikulum  yang  memuat  mata  pelajaran  dan/atau praktik/latihan yang sanggup diambil/didalami siswa atas dasar pilihan, serta sistem Satuan Kredit Semester (SKS) yang dilaksanakan.

4.  Prestasi  hasil  belajar, yaitu  nilai  hasil belajar  yang  diperoleh  siswa di sekolah/madrasah, baik (a) rata-rata pada umumnya, maupun (b) per mata pelajaran, baik yang bersifat wajib maupun pilihan, dalam rangka peminatan akademik, vokasional dan studi lanjutan.

5.  Ketersediaan  fasilitas  sekolah/madrasah,  yaitu  apa  yang  ada  di tempat  siswa  belajar  yang  dapat  menunjang  pilihan  atau  arah peminatan siswa.

6.  Dorongan  moral  dan  finansial,  yaitu  kemungkinan  penguatan  dan berbagai  sumber  yang  dapat  membantu  siswa  ,  seperti  orang  renta dan kemungkinan dukungan dari pihak lain, dan beasiswa. Dalam  penerapannya  arah  peminatan  siswa  merupakan  adonan dan kemungkinan yang paling mengutungkan dari kombinasi semua yang ada  itu  pada  setiap  jenis  dan  jenjang  satuan  pendidikan

LANGKAH POKOK PELAYANAN ARAH PEMINATAN SISWA
Pelayanan  arah  peminatan  dimulai  sejak  sedini  mungkin,  yaitu  semenjak siswa menyadari bahwa ia berkesempatan menentukan jenis sekolah dan/atau mata  pelajaran  dan/atau  arah  karir  dan/atau  studi  lanjutan.  Ketika  itulah langkah-langkah  pelayanan  arah  peminatan  secara  sistematik  dimulai, mengikuti  sejumlah  langkah  yang  disesuaikan  dengan  tingkat  arah peminatan tertentu.

1. Langkah pertama: Pengumpulan Data
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan data wacana :
a.  Data  pribadi  siswa  :  kemampuan  dasar  (intelegensi),  talenta dan minat serta kecenderungan potensi.
b.  Keluarga
c.  Kondisi lingkungan
d.  Mata pelajaran wajib dan pilihan
e.  Sistem pembelajaran, termasuk Sistem Kredit Semester (SKS)
f.  Informasi pekerjaan/karir
g.  Bahan informasi karir
h.  Bahan informasi pendidikan lanjutan
i.  Data kegiatan berguru
j.  Data hasil berguru
k.  Data khusus wacana siswa.

2. Langkah kedua: layanan informasi/orientasi arah peminatan
a.  Dengan  langkah  ini  kepada  para  siswa  diberikan  informasi selengkapnya,  sesuai dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan siswa, yaitu informasi wacana :
b.  Sekolah  ataupun  program  yang  sedang  mereka  ikuti  dan  setamat dari sekolah atau selepas dari kelas yang mereka duduki sekarang.
c.  Kurikulum  dan  berbagai  mata  pelajaran  baik  yang  wajib  maupun pilihan  yang  diikuti  siswa,  terutama  berkenaan  dengan  arah  dan pendalaman mata pelajaran, serta lintas mata pelajaran.
a.  Informasi  tentang  karir  atau  jenis  pekerjaan  yang  perlu  dipahami dan/atau  yang  dapat  dijangkau  oleh  tamatan  pendidikan  yang sedang ditempuh sekarang, terutam berkenaan dengan peminatan vokasional.
b.  Informasi  tentang  studi  lanjutan  setamat  pendidikan  yang  sedang ditempuh sekarang. Layanan  informasi  tentang  berbagai  hal  di  atas  dapat  dilakukan melalui layanan informasi klasikal. Layanan informasi ini sanggup dilengkapi dengan  layanan  orientasi  melalui  kunjungan  ke  sekolah/  madrasah dan/atau  lembaga  kerja  yang  dapat  menjadi  arah  pemi-natan/  pilihan siswa.

3.  Langkah ketiga : Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan Langkah  ini  terfokus  pada  kecocokan  antara  kondisi  pribadi  siswa dengan  syarat-syarat  atau  tuntutan  mata  pelajaran  pilihan  dan/atau sekolah/madrasah,  arah  pengembangan  karir,  kondisi  orang  tua  dan lingkungan pada umumnya, terutama dalam rangka peminatan akademik, vokasional,  dan  studi  lanjutan.  Keadaan  yang  diinginkan  ialah  kondisi pribadi  siswa  benar-benar  cocok  atau  sejajar,  atau  setidak-tidaknya mendekati,  dengan  persyaratan  dan    kesem-patan  yang  ada  itu. Kecocokan  itu  disertai  dengan  tersedianya  fasilitas  yang  ada  di  sekolah yang cukup memadai, serta dukungan moral dan finansial yang memadai pula (terutama dari orang tuanya). 

Langkah  ketiga  itu  dilaksanakan  melalui  kontak  langsung  Guru  BK atau  Konselor  dengan  siswa  melalui  penyajian  angket  ataupun  modul. Kontak pribadi ini disertai pembahasan individual, diskusi kelompok dan kegiatan  lain  melalui  taktik transformasional-BMB3  yang  mengajak siswa berpikir,  merasa,  bersikap,  bertindak,  dan  bertanggung  jawab atas banyak sekali aspek pilihan yang tersedia dan keputusan yang diambil.
.
4.  Langkah keempat : Penyesuaian
Langkah  ketiga  di  atas  dapat  menghasilkan pilihan yang  tepat  bagi siswa  dan  orang  lain  yang  berkepentingan  (terutama  orang  tua),  atau  pilihan  yang tepat  bagi  siswa  tetapi  tidak  disetujui  oleh  orang  tuanya. Apabila  ketidakcocokan  itu  terjadi  maka  perlu  dilakukan  peninjauan kembali  melalui  layanan  konseling  perorangan  baik  terhadap  siswa dan/ataupun orang tuanya. 
Apabila pilihan sempurna tetapi sekolah/madrasah yang sedang atau akan diikuti  tidak  tersedia  pilihan  yang  diinginkan,  maka  siswa  yang bersangkutan sanggup dianjurkan untuk mengambil pilihan itu di sekolah lain. Lebih  jauh,  apabila  pilihan  tepat  dan  fasilitas  di  sekolah/madrasah tersedia,  tetapi  dukungan  finansial  tidak  ada,  maka  perlu  dilakukan konseling perorangan (dengan siswa dan orang tuanya untuk membahas kemungkinan mencari dukungan atau beasiswa). Apabila pilihan tidak tepat, maka  siswa  yang  bersangkutan  perlu  mengganti  pilihan  lain  dan  perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada diri siswa dan pihak-pihak yang berkepntingan. Untuk ini diharapkan layananan konseling perorangan bagi siswa  yang  bersangkutan.  Demikian,  langkah  keempat  dilaksanakan seoptimal mungkin demi kesuksesan studi siswa.

5.  Langkah kelima: Monitoring dan Tindak Lanjut
Guru  BK  atau  Konselor  memonitor  penampilan  dan  kegiatan  siswa asuhnya  secara  keseluruhan  dalam  menjalani  program  pendidikan  yang diikutinya, khususnya berkenaan dengan arah peminatan yang dipilihnya. Perkembangan  dan  berbagai  permasalahan  siswa  perlu  diantisipasi  dan memperoleh  pelayanan  Bimbingan  dan  Konseling  secara  komprehensif dan tepat. 
Kegiatan  monitoring  dapat  menggunakan  format-format  yang  diadministrasikan,  secara  berkala,  minimal  setiap  tengah dan  akhir/awal  semester,  yang   isian  format  itu  kemudian  mendapatkan pembahasan dan tindak lanjut secara tepat.

PELAKSANA PEMINATAN
Memperhatikan  tingkat  aspek  pokok  dan    langkah-langkah  arah peminatan di atas, pelaksana dan peranannya masing-masing ialah :
1.  Guru  Kelas,  karena  di  SD/MI/SDLB  pada  umumnya  belum ditugaskan Guru BK atau Konselor secara khusus, maka pelayanan BK di SD/MI/SDLB pada umumnya dilaksanakan oleh Guru Kelas..

Dalam  hal  ini  guru  kelas  SD/MI/SDLB  dan  khususnya  Guru  Kelas VI  SD/MI/SDLB  adalah  pelaksana  pelayanan  arah  peminatan tingkat  pertama bagi  siswa-siswa  SD/MI/SDLB,  yang  akan  tamat SD/MI/SDLB  (terutama  kelas  VI)  dan  melanjutkan  pelajarannya  ke SMP/MTs/SMPLB. Guru kelas VI SD/MI/SDLB sanggup bekerja sama dengan  Guru  BK  atau  Konselor  SMP/MTs/SMPLB  atau SMA/MA/SMALB  atau  SMK  yang  terdekat  dalam  pelayanan  alih tangan kasus.

2.  Guru BK atau Konselor di SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/ SMALB adalah  pelaksana  pelayanan  arah  peminatan tingkat  kedua  di SMP/MTs/SMPLB, tingkat  ketiga  umum  SMA/MA/SMALB,  tingkat ketiga  kejuruan SMK.  Dalam  menjalankan  tugasnya  guru  BK  atau konselor  dapat  bekerjasama  dengan  petugas  yang  berwewenang menyelenggarakan  tes  intelegensi  dan  tes  bakat,  dengan  Guru Mata  Pelajaran,  Wali  Kelas,  dan  orang  tua,  serta  kepala  satuan pendidikan.  Guru  BK  atau  Konselor  melaksanakan  dan mengkoordinasikan  upaya  pelayanan  arah  peminatan (sebagaimana diuraikan pada Bab III) secara menyeluruh. 
Bagi satu atau sekelompok SD/MI/SDLB yang bisa sanggup mem- pekerjakan/mengangkat Konselor untuk bertugas di satu atau   sekelompok SD/MI/SDLB yang dimaksud. 

3.  Guru  Mata  Pelajaran, baik  untuk  mata  pelajaran  umum  maupun mata pelajaran praktik/kejuruan yang bersifat wajib ataupun pilihan. Guru  Mata  Pelajaran  secara  khusus  menyediakan  nilai-nilai prestasi  belajar  sisw  dan  informasi  pendidikan/pekerjaan  yang memerlukan informasi dari mata pelajaran yang dimaksudkan. Guru  Mata  Pelajaran  Praktik/Kejuruan  di  SMK  khususnya menyediakan  nilai-nilai  prstasi  belajar  siswa  dan  informasi pendidikan/pekerjaan/karir  yang  memerlukan  penge-tahuan/keterampilan kejuruan yang dimaksudkan itu.

4.  Orang  Tua siswa  yang  bersangkutan,  mendorong  anaknya  untuk memilih  mata  pelajaran  atau  studi  lanjutan  yang  sesuai  dengan bakat, minat, dan kecenderungan siswa, dan menyediakan akomodasi bagi kelanjutan pendidikan anaknya.

5.  Kepala  Sekolah, khususnya  memperlancar  pelaksanaan  upaya pelayanan  arah  peminatan  di  sekolah/madrasah  dengan menawarkan kesempatan seluas-luasnya bagi Guru Kelas, Guru BK atau  Konselor,  Guru  Mata  Pelajaran  dan  Wali  Kelas  untuk menjalankan  peranannya  secara  tepat  dalam  rangka  pelayanan arah peminatan siswa. 

Di samping itu, Kepala Sekolah menyediakan waktu, format-format, dan  dana  serta  fasilitas  lain  bagi  keberhasilan  upaya  arah peminatan  siswa.  Lebih  jauh,  Kepala  Sekolah  juga  menawarkan kesempatan  dan  mendorong  orang  tua  untuk  berkonsultasi  da memperoleh  informasi  tentang  pilihan  yang  ada  serta  bakat/minat/ kecenderungan  siswa.  Dengan  demikian  orang  tua  diharapkan memberikan  dorongan  dan  fasilitas  untuk  pengembangan
bakat/minat/kecenderungan siswa secara sempurna dan optimal.

Demikian  pula,  kepada  para  siswa  diberikan  kesempatan  seluas-luasnya  untuk  mengungkapkan  potensi  diri  dan  menyampaikan  aspirasi tentang  pilihan  pelajaran,  pilihan  karir,  dan  pilihan  sekolah/program  yang diinginkannya.
 
B.  Mekanisme
Pihak-pihak  yang  terlibat  dalam  mekanisme  pelayanan  arah peminatan  siswa  adalah  sebagaimana  terlihat  pada  bagan  berikut,  yaitu Kepala Sekolah, Guru BK atau Konselor , Guru Mata Pelajaran, Wali  Kelas ,  Orang  Tua ,  dan  siswa  yang  bersangkutan .

Peranan masing-masing ialah :
1. Kepala Sekolah (Satuan Pendidikan) :
a.  Mendorong  dan  memfasilitasi  kepada  Guru  BK    atau  Konselor (1),  Guru  Mata  Pelajaran  (2),  dan  Wali  Kelas  (3)  untuk berpartisipasi/berperan dalam upaya pelayanan arah peminatan siswa.
b.  Memberikan  kesempatan  kepada  orang  tua  (4)  untuk berkonsultasi  dan  memperoleh  informasi  tentang  kegiatan pendidikan  yang  ada  di  sekolah/madrasah,  adanya  proses pilihan, serta upaya pengembangan kegiatan pendidikan sesuai dengan bakat/minat/kecenderungan siswa.


2. Guru BK atau Konselor :
a.  Bekerjasama  dengan  guru  Mata  Pelajaran  (5)  dan/atau  Wali Kelas  (7)  untuk  tersedianya  secara  lengkap  nilai-nilai  hasil belajar  siswa  yang  akan  diperhitungkan  sebagai  salah  satu aspek arah peminatan siswa.
b.  Memberikan pelayanan kepada siswa (9) berkenaan dengan :
a.  Informasi sekolah/madrasah yang sedang dijalani siswa.
b.  Informasi  mata  pelajaran  wajib  dan  pilihan  yag  dapat  dipilih oleh  siswa  dalam  rangka  penyelesaian  studi  pada  satuan pendidikan  yang  sedang  ditempuh,  dan  pendidikan lanjutannya,  terutama  berkenaan  dengan  peminatan akademik dan sistem SKS.
c.  Informasi  pekerjaan/karir  sesuai  dengan  tingkat  arah peminatan siswa, terutama peminatan vokasional 
d.  Materi, prosedur, dan mekanisme pelayanan arah peminatan yang  dilaksanakan  Guru  BK  atau  Konselor  terhadap  siswa, termasuk  di  dalamnya  penerapan  strategi  BMB3  dan kemungkinan  dilaksanakannya  layanan  konseling perorangan. 
c.  Memberikan  kesempatan  kepada  orang  tua  untuk berkonsultasi  da  memperoleh  informasi  tentang  pilihan  mata pelajaran,  arah  pekerjaan/karir,  dan  pendidikan  lanjutan (peminatan  akademik,  vokasional,  dan  studi  lanjutan)  yang dapat  dipilih  oleh  siswa  mengacu  pada  bakat/  minat/ kecenderungan  siswa,  serta  materi,  prosedur,  dan  mekanisme pelayanan arah peminatan siswa.
d.  Menyelenggarakan  instrumentasi  dan  mengolah  data  wacana aspek-aspek  arah  peminatan  serta  mempertimbangkan  peng-gunaan hasil-hasilnya.
e.  Berkonsultasi  dengan  Kepala  Sekolah  tentang  keseluruhan upaya pelayanan arah peminatan siswa serta hasil-hasilnya.

3. Orang Tua :
a.  Berusaha  memperoleh  informasi  dan  berkonsultasi  wacana bakat/minat/kecenderungan  siswa  serta  kemungkinan kecocokan dengan aspek-aspek pilihan yang ada pada kegiatan pendidikan  yang  dijalani  siswa,  baik  dari  Kepala  Sekolah  maupun dari Guru BK atau Konselor
b.  Memberikan  dorongan  dan  fasilitas  yang  memadai  searah dengan pilihan siswa dalam menjalani pendidikannya .

4. Siswa
a.  Berpartisipasi aktif dalam  kegiatan  instrumentasi, pengumpulan data wacana diri pribadi siswa oleh Guru BK atau Konselor.
b.  Berpartisipasi  aktif  dalam  kegiatan  pelayanan  arah  peminatan yang  menyangkut  pilihan  mata  pelajaran,  pilihan pekerjaan/karir,  dan  pilihan  pendidikan  lanjutan  (peminatan akademik, vokasional, dan studi lanjutan) yang diselenggarakan oleh  Guru  BK  atau  Konselor,  Guru  Mata  Pelajaran  dan  Wali Kelas.
c.  Berkonsultasi dengan orang renta wacana banyak sekali aspek pilihan yang perlu dilakukan di sekolah/madrasah daerah belajar.
d.  Menjalani  hasil  pelayanan  arah  peminatan  dengan  sebaik-baiknya  dan  setiap  kali  berkonsultasi  dengan  Guru  BK atau Konselor.

C.  Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling
1.  Tugas Guru Bk
Melaksanakan  tugas  profesi  bimbingan  dan  konseling  secara utuh sesuai dengan konsep bimbingan dan konseling

2.  Bidang Layanan Bimbingan Dan Konseling
a.  BK  Pribadi  meliputi  pemahamam  diri,  keselarasan perkembangan,  cipta  rasa,  karsa,kedewasaan,  aktualisasi diri, dan tanggung jawab
b.  BK  Sosial  untuk  memahami  interaksi  social  yang  positif, keterampilan  berinteraksi,  dan  mengatasi  masalah  dalam relasi social
c.  BK Belajar merupakan dukungan untuk mengenali potensi diri, perilaku dan keterampilan belajar, keterampilan merencanakan pendidikan,  kesiapan  mental  menghadapi  ujian  sehingga mendapat hasil berguru yang optimal
d.  BK  Karir  merupakan  bimbingan  untuk  mengalami pertumbuhan,  perkembangan,  eksplorasi,aspirasi  dan pengambilan keputusan karir secara rasional dan realitas.

3.  Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Program  layanan  dalam  kelas  maupun  luar  kelas  yang dirumuskan  dalam  bentuk  program  tahunan  dan  kegiatan semester meliputi kegiatan :
a.  Layanan  dasar  (guidance  curriculum)  merupakan layanan  persiapan  pengalaman  terstruktur  dan sistematis  agar  dapat  menyesuaikan  diri  dengan tugas-tugas  perkembangan  secara  alamiah  dan normal.
b.  Layanan  peminatan  perencanaan  individual  biar peserta  didik  belajar  sesuai  dengan  minatnya  dan mengkuti  proses  sistematik  untuk  merencanakan masa depannya.
c.  Layanan  respinsif,  merupakan  pemberi  dukungan dalam  menghadapi  masalah  dalam  proses perkembangannya.
d.  Dukungan system merupakan pemberian layanan BK secara  langsung  dengan  dukungan  manajemen,tata kerja  dan  infratruktur  seperti  penggunaan  TIK  dalam memfasilitasi perkembangan konseli.

4.  Struktur Dan Program Layanan Bimbingan Dan Konseling
Struktur Program Layanan Bimbingan Dan Konseling
  1.   Rasional
  2.   Visi dan misi
  3.   Deskripsi kebutuhan
  4.   Tujuan
  5.   Komponen Program
  6.   Bidang layanan
  7.   Rencana Kegiatan
  8.   Tema/topic
  9.   Rencana pelaksanaan layanan BK
  10.   Evaluasi,pelaporan dan tindak lanjut
  11.   Rencana Anggaran


3.  Program Layanan
  1.   Tahunan
  2.   Semesteran


5.  Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Kelas
a.  Tatap muka dan terjadwal
b.  Volume  kegiatan  klasikal  2  jam  pelajaran  per  rombel per ahad
c.  Materi  layanan  meliputi  :  aspek  perkembangan pribadi,  sosial,  belajar,karier  serta  materi  lain  yang penerima didik perlukan
d.  Materi  dirumuskan  dalam  Rencana  Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (RPLBK)
e.  Bimbingan  diberikan  oleh  konselor  professional dengan kualifikasi Sarjana Pendidikan (S1)

6.  Layanan BK Di Luar Kelas
Kegiatan layanan BK di luar kelas meliputi :
a.  Konseling individual
b.  Kelompok 
c.  Bimbingan Kelompok
d.  Bimbingan kelas besar dan lintas kelas
e.  Konsultasi  atau  berbagi  kepedulian  konselor  dengan konseli
f.  Konferensi masalah atau membahas dilema konseli
g.  Kunjungan rumah
h.  Advokasi  atau  pendampingan  terhadap  konseli  yang mengalami perlakuan yang tidak mendidik
i.  Kolaborasi,  atau  kerja  sama  guru  BK  dengan banyak sekali pihak
j.  Alih tangan kasus, atau pelimpahan kepada pihak lain yang memerlukan keahlian professional lain
k.  Pengelolaan media
l.  Pengelolaan kontak masalah, dan
m. Manajemen kegiatan berbasis kompetensi
n.  Penelitian dan pengembangan
o.  Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan kegiatan lain yang relevan

PERHITUNGAN BEBAN KERJA GURU BK
Beban Kerja Guru Bimbingan dan Konseling antara 150 hingga 160  siswa  yang  diampu  terhitung  sama  dengan  24  jam pelajaran.
Contoh  :  guru  BK  yang  mengampu  konseling  kurang  dari  150 siswa :
Seorang  guru  BK  memiliki  siswa sebanyak  75  orang,  sama dengan  75/150x100  =  50%.  Maka  ybs  memiliki  beban  kerja 50% x 24 jam = 12 jam pelajaran dan ybs kekurangan jam. Dalam masalah menyerupai itu, maka guru BK melaksanakan kegiatan :

1.  Mengampu  75  siswa  atau  setara  2  kelas.  Maka dengan  2  kelas  seminggu  melakukakan  layanan klasikal 2 x 2 jam = 4 jam

2.  Melakukan kegiatan perhiasan 2 kali yang ekuivalen 2 jam sama dengan 4 jam

3.  Melakukan  pengembangan  media  menciptakan penyajian  dengan  power  point/film  2  buah  setara  1 jam,  dan  membuat  leaflet  seminggu  sama  dengan  1 jam

4.  Melakukan  kolaborasi  dengan  4  orang  guru  tiap  2 guru dihitung 2 jam

5.  Maka jam kerja yang terkumpul seminggu untuk guru tersebut : 12+4+4+1+1+2= 24 jam



= Baca Juga =



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel