Mengenal Jenis-Jenis Pestisida, Kegunaan Dan Dampaknya
Ketika melawati area persawahan, kita niscaya pernah melihat pak tani sedang menyemprot padi memakai alat yang diletakkan di punggungnya. Menyemprot tumbuhan padi yakni cara yang biasa dilakukan oleh para petani semoga memperoleh hasil panen yang maksimal. Rumput liar atau gulma yang tumbuh di sekeliling tumbuhan padi akan menjadi kendala bagi kesuburan tumbuhan sehingga diharapkan penyemprotan semoga pertumbuhan tumbuhan tidak terhambat. Jika pertumbuhan padi terhambat maka hasil panen tidak maksimal. Oleh alasannya yakni itulah diharapkan pestisida. Untuk informasi selengkapnya wacana pestisida, jenis-jenis pestisida, kegunaan dan dampaknya, berikut ini ulasannya.
Penyemprotan dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit. Salah satu cara untuk membasmi hama yakni dengan memakai pestisida. Seperti halnya penyemprotan yang dilakukan pada jenis tumbuhan lainnya, pestisida untuk tumbuhan padi juga bermacam-macam, yaitu insektisida, fungisida, bakterisida, dan pupuk daun. Masing-masing dari beberapa jenis pestisida tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Untuk membasmi hama, pestisida yang dipakai yakni jenis insektisida.
1. Golongan organoklor, yaitu senyawa organik yang mengandung klorin dan umumnya bersifat racun. Conton: DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), aldrin, deldrin, endosufan, dikofol, folpet. lindan, dan klordan.
2 Golongan organofostal, yaitu senyawa organuk yang mengandng gugus fosfat. Senyawa ini lebih bersifat racun, tetapi lebih gampang terdegradasi dan lebih cepat hilang keaktifannya Contoh: malation, diazinon, fention, metil paration, dan etil paration
3. Golongan karbamat, yaitu senyawa organik yang merupakan turuna asam ditiokarbomin yang disebut dergan ditiokarbamat. Contoh: karbaril, karbotorum, propoksur, dan BPMO
Pestisida sebaiknya dipakai hanya kalau diharapkan saja. Aturan penggunaan juga harus diperhatikan. Dosis sebaiknya tidak melebihi yang dianjurkan oleh produsen pestisida yang biasanya tertera pada label kemasan produk. Penggunaan takaran yang berlebihan berpotensi menyebabkan keracunan pada manusia, binatang atau pencemaran lingkungan.
Demikianlah artikel wacana Mengenal Jenis-Jenis Pestisida, Kegunaan dan Dampaknya dalam kehidupan. Semoga bermanfaat dan sanggup menambah wawasan kita semua.
Pengertian Pestisida
Pestisida yakni zat kimia beracun yang dipergunakan untuk membasmi hama dan penyakit yang merusak tanaman. Pestisida juga dipakai untuk memberantas rerumputan atau tumbuhan pengganggu atau gulma, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.Penyemprotan dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit. Salah satu cara untuk membasmi hama yakni dengan memakai pestisida. Seperti halnya penyemprotan yang dilakukan pada jenis tumbuhan lainnya, pestisida untuk tumbuhan padi juga bermacam-macam, yaitu insektisida, fungisida, bakterisida, dan pupuk daun. Masing-masing dari beberapa jenis pestisida tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Untuk membasmi hama, pestisida yang dipakai yakni jenis insektisida.
Jenis-Jenis Pestisida
Pestisida dipakai untuk membasmi hama, baik yang berupa tumbuhan, serangga, maupun binatang lain di lingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas, pestısida digolongkan menjadi 7 macam yaitu insektisida untuk membasmi serangga, herbisida untuk membasmi gulma, nematısida untuk membasmi nematoda (cacing), fungisida untuk membasmi jamur atau cendawan, rodentisida untuk membasmi binatang pengerat , bakterisida untuk membasmi bakteri, dan akarisida untuk membasmi tungau atau kutu.1. Insektisida
Insektisida yakni pestisida untuk memberantas serangga, ibarat nyamuk, kecoak, kutu busuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat, dan sebagainya. Pestisida jenis ini sering kita jumpai di lingkungan sekitar. Contoh insektisida antara lain diazinon, tiodan, basmion, basudin, propoksur, diklorovinil dimetil fosfat, timbel arsenat, dan magnesıum fluorosilikat2. Herbisida
Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu, ibarat eceng gondok, rumput teki, dan alang-alang. Alang-alang sanggup dikatakan sebagai hama tumbuhan alasannya yakni alang-alang menyerap semua zat masakan yang ada dalam tanah. Contoh herbisida antara lain gramoxone, totacol, pentaklorofenol, dan amonium sulfonat3. Nematisida
Nematisida yakni pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman. Nematisida bersifat sanggup meracuni tanaman, jadi penggunaannya sebaiknya tiga ahad sebelum demam isu tanam. Selain memberantas cacing, pestisida ini juga sanggup memberantas serangga dan jamur. Contoh nematisida yakni oksamil dan natrium metam4. Fungisida
Fungisida yakni pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan ibarat bercak daun, karat daun, bau daun, dan cacar daun. Contoh fungisida yaitu timbel (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, tembaga oksiklorida, dan natrium dikromat.5. Rodentisida
Rodentisida yakni pestisida untuk memberantas hama berupa binatang pengerat contohnya tikus. Umumnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan beras atau jagung. Penggunaannya harus hati-hati, alasannya yakni sanggup mematikan binatang ternak yang memakannya. Contoh rodentisida yakni warangan (senyawa arsen) dan thalium sulfat.6. Bakterisida
Bakterisida yakni pestisida untuk memberantas basil atau virus. Salah satu rujukan bakterisida yakni tetramycin yang dipakai untuk membunuh virus CVPD yang meyerang tumbuhan jeruk. Umumnya basil yang telah menyerang suatu tumbuhan sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tumbuhan lainnya yang masih sehat sesuai dengan takaran tertentu.7. Akarisida
Akarisida atau disebut juga mitisida yakni pestisida yang dipakai untuk membunuh tungau atau kutu dan laba-laba. Tungau yakni binatang kecil yang besarnya kurang dari 0,5 mm berkaki 8 dan berkulit lunak. Warnanya ada yang merah, kuning, ada pula yang hijau. Dengan tubuhnya yang sangat kecil, tungau gampang tersebar melalui angina, terbawa manusia, binatang, alat pertanian, biji dan lainnya. Bagian tumbuhan yang diserang yakni daun, batang, dan buah. Bagian tumbuhan yang diserangnya akan mengalami perubahan warna, bentuk, timbul bisul-bisul, atau buah rontok sebelum waktunya.Bahan Kimia dalam Pestisida
Berdasarkan materi kimia yang terkandung, pestisida digolongkan menjadi :1. Golongan organoklor, yaitu senyawa organik yang mengandung klorin dan umumnya bersifat racun. Conton: DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana), aldrin, deldrin, endosufan, dikofol, folpet. lindan, dan klordan.
2 Golongan organofostal, yaitu senyawa organuk yang mengandng gugus fosfat. Senyawa ini lebih bersifat racun, tetapi lebih gampang terdegradasi dan lebih cepat hilang keaktifannya Contoh: malation, diazinon, fention, metil paration, dan etil paration
3. Golongan karbamat, yaitu senyawa organik yang merupakan turuna asam ditiokarbomin yang disebut dergan ditiokarbamat. Contoh: karbaril, karbotorum, propoksur, dan BPMO
Dampak Penggunaan Pestisida
Pestisida telah banyak dipakai dan memberi manfaat di bidang pertanian. Penggunaan pestisida bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Penggunaan pestisida sangat membantu para petani dalam meningkatkan hasil produksi tanamannya. Pestisida juga sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya untuk membasmi kecoa, nyamuk dan sebagainya. Namun, dibalik manfaat yang begitu besar tentu saja ada imbas negatif dari penggunaan pestisida ini. Bahan racun pestisida sangat berbahaya bagi insan dan hewan. Oleh alasannya yakni itu, dalam memakai pestisida harus dilakukan dengan sangat hati-hati.Pestisida sebaiknya dipakai hanya kalau diharapkan saja. Aturan penggunaan juga harus diperhatikan. Dosis sebaiknya tidak melebihi yang dianjurkan oleh produsen pestisida yang biasanya tertera pada label kemasan produk. Penggunaan takaran yang berlebihan berpotensi menyebabkan keracunan pada manusia, binatang atau pencemaran lingkungan.
Demikianlah artikel wacana Mengenal Jenis-Jenis Pestisida, Kegunaan dan Dampaknya dalam kehidupan. Semoga bermanfaat dan sanggup menambah wawasan kita semua.