Terbaik Un Tahun 2015 Mengutamakan Kejujuran Dan Integritas
Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Berdasarkan publikasi pada situs Kemendikbud RI bahwasannya UN Bukan Untuk Lulus 100 Persen, Tetapi Jujur 100 Persen.
Apa tujuan dari ujian nasional (UN)? Tujuannya yaitu untuk mengetahui capaian berguru seorang siswa. Ini merupakan hak seorang siswa untuk mengetahui capaian belajarnya.
Oleh lantaran itu lakukan UN bukan untuk lulus 100 persen, tetapi lakukanlah dengan jujur 100 persen, lantaran tahun ini UN tidak menjadi syarat kelulusan.
Oleh lantaran itu lakukan UN bukan untuk lulus 100 persen, tetapi lakukanlah dengan jujur 100 persen, lantaran tahun ini UN tidak menjadi syarat kelulusan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, dikala mengunjungi salah satu televisi di tempat Senayan, Jakarta, Jumat (27/03/2015).
”Mulai tahun ini kelulusan 100 persen ditentukan oleh sekolah. Yang dinilai yaitu seluruh mata pelajaran termasuk sikap siswa. Oleh lantaran itu siswa jangan mengakibatkan UN sebagai beban,” tutur Mendikbud.
”Mulai tahun ini kelulusan 100 persen ditentukan oleh sekolah. Yang dinilai yaitu seluruh mata pelajaran termasuk sikap siswa. Oleh lantaran itu siswa jangan mengakibatkan UN sebagai beban,” tutur Mendikbud.
Mendikbud menekankan kembali, UN tidak lagi menjadi syarat kelulusan, tetapi UN sanggup dipakai untuk mendaftar pada jenjang pendidikan berikutnya. Dengan begitu, UN sanggup menunjukkan sikap nyata kepada siswa dan guru. Siswa berguru bukan lantaran takut untuk menghadapi UN, tetapi berguru untuk mewujudkan impian mempunyai nilai yang lebih tinggi.
”Karena nilai yang tinggi itu akan membantu mereka mendapat sekolah yang lebih baik. Sehingga sanggup menanamkan teladan sikap yang positif,” ucap Mendikbud.
Mendikbud berharap dengan tidak dimasukkannya UN sebagai syarat kelulusan, ke depan sanggup menanamkan sikap siswa bahwa mengikuti UN itu yaitu semangat untuk mendapat prestasi yang baik. ”Jangan lakukan kecurangan-kecurangan yang selama ini banyak dikabarkan. Tetapi lakukan dengan jujur, dan raihlah prestasi yang baik,” pesan Mendikbud.
Utamakan Ujian Nasional Berintegritas
Tahun ini ada yang berbeda dari pelaksanaan ujian nasional (UN). Karena tidak lagi menjadi syarat kelulusan, maka pelaksanaan UN yang berintegritas harus diutamakan. Demikian disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Furqon.
“Yang ditekankan tahun ini yaitu menomor satukan kejujuran dalam pelaksanaan UN. Jangan kita melaksanakan kegiatan dengan mengorbankan abjad siswa,” ujar Furqon.
Ia menambahkan, untuk mendukung upaya pelaksanaan UN yang berintegritas, Kemendikbud melaksanakan dua upaya. Komunikasi, kata Furqon, sebagai upaya pertama. Komunikasi yang dilakukan yaitu mengkampanyekan pelaksanaan UN yang berintegritas kepada semua pihak, dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga dengan satuan pendidikan. Kemendikbud juga melaksanakan obrolan perihal pentingnya mendidik belum dewasa bangsa yang berintegritas, sehingga mereka akan menjadi penerus bangsa yang inspiratif di masa depan.
“Bagi orang-orang yang tidak berintegritas, maka mereka akan tersisihkan dalam percaturan global. Oleh lantaran itu tanamkan jiwa berintegritas dalam diri belum dewasa kita,” ucap Furqon.
Selain melaksanakan komunikasi dengan berkampanye dan dialog, Kemendikbud juga melaksanakan analisis perihal indeks integritas setiap sekolah. Furqon mengatakan, hasil dari analisis ini akan disampaikan per provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah. Dari hasil analisis jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), akan disampaikan ke tingkat perguruan tinggi tinggi, khususnya panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
“Dengan hasil analisis tersebut, dibutuhkan ujian nasional sanggup menjadi materi pertimbangan penerimaan mahasiswa baru,” kata Furqon.
Selanjutnya mengenai persiapan pencetakan naskah soal ujian nasional berbahan kertas, tutur Furqon, hingga dengan hari kemarin sudah mencapai sekitar 99,6 persen. Ia mengharapkan pada hari ini sudah mencapai 100 persen naskah UN siap kirim.
“Sesuai dengan pantauan kami hingga dikala ini tidak ada keterlambatan pengiriman naskah soal UN. Kami belum mendengarkan adanya hambatan-hambatan pengiriman dan penggandaan soal-soal un,” pungkas Furqon. (Seno Hartono)